Sinusitis

Suara bersin-brsin terdengar di sebuah ruang pertemuan di Lembang, Kabupaten Bandung. Cuaca yang sangat dingin dengan suhu 23°C membuat kondisi kesehatan Emah Suhaimah kurang baik. Selama 3 hari ia dan suaminya datang berkunjung ke kota Kembang itu guna menghadiri Rapat Camat se Provinsi Jawa Barat.

Desa Leuwimunding, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat adalah tempat tinggal Emah Suhaimah. Saat itu ia hanya mengira sakit flu biasa. Karna Rata-rata di siang hari suhu di desa itu mencapai 23°C. Obat flu dan pilek yang banyak dijual di warung menjadi pilihannya. Flu dan bersin-bersin reda setelah 1 minggu. Akan tetapi sesaat kemudian kambuh lagi.
Kesehatan yang terus memburuk  membuat Emah, begitu ia dipanggil, segera memeriksakan diri ke dokter. Perempuan 66 tahun itu  hanya diresepkan obat antibiotik oleh ahli medis yang mendiagnose Emah hanya alergi biasa. Antibiotik itu Emah minum 3x sehari seperti resep dokter. Namun penyakit kembali datang setelah obat dari dokter habis. Sakit yang dialami Emah malah semakin parah. Untuk menghirup udara dingin di pagi hari atau hanya sekedar ke kamar mandi bisa membuat bersin datang.

Cekungan
Dr Dody Widodo, SpHT, mengatakan sinusitis (sinus=rongga, itis=peradangan) merupakan infeksi dalam rongga tulang tengkorak di sekitar hidung.Peradangan atau Sinusitis yang dialami Emah Suhaimah dipicu karena salesma yang berkepanjangan. Peradangan hidung juga diakibatkan perubahan suhu dan kelembaban yang tinggi. Infeksi itu lalu menjalur ke sinus. Dan tanda-tanda gejalanya yaitu sering bersin–bersin.
Bakteri patogen atau alergi berkepanjangan adalah penyebab peradangan. Sehingga mengakibatkan sel-sel selaput lendir melebar dan menyumbat sekresi lalu membuat ingus terkumpul di sinus. Dan oleh karna dasar rongga memiliki posisi yang lebih rendah daripada saluran yang menghubungkan ke hidung maka, untuk orang yang mengalami salesma yang berkepanjangan cairan ingus akan masuk ke rongga di kanan dan kiri hidung.
Akibatnya ingus akan menjadi sarang tempat berkumpulnya bakteri karna terjebak dan tak bisa keluar. Selanjutnya peradangan akan semakin parah dan lama-kelamaan jika tak diatasi lendir akan bercampur dengan nanah.

Menurut alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia itu akibat infeksi di bagian sinus frontalis penderita sinusitis akan merasakan nyeri di dahi. Sementara nyeri di bagian gigi rahang atas Nyeri di antara kedua mata adalah gejala sinus maksilaris yang merupakan pertanda infeksi sinus etmoid. infeksi di daerah itu akan menyebar ke bagian mata dan memicu kebutaan bila tidak segera diatasi.
Bersin merupakan salah satu gejala sinus akibat alergen atau pemicu alergi. Dr. Dody mengatakan bahwa Kondisi selaput lendir penderita alergi sangat sensitif, terang saja penderita alergi seperti Emah lebih mudah terserang sinusitis. Pembengkakan selaput lendir banyak dipicu oleh alergi yang masuk ke hidung dan terhirup seperti debu, asap rokok, serbuk sari bunga, bulu binatang atau spora jamur. Timbulnya sinus juga dapat dipicu karna udara yang dingin. Patogen seperti virus, bakteri, dan cendawan akan mendapat sarang yang nyaman seiring lendir yang berkumpul dan tertahan.

AntiBakteri
Meski sudah berobat kesana-kemari, namun alergi yang dideritanya belum sembuh juga. Padahal sudah bertahun-tahun. Malah kini menjalar menjadi sinusitis atau peradangan yang tambah semakin parah. Emah beralih ke jamu-jamu tradisional karna obat-obat dari dokter tak sanggup menyembuhkan. Rimpang kunyit, rimpang jahe, meniran, daun kumis kucing dan sebatang serai ia rebus jadi satu dengan air 3 gelas. Setelah mendidih ia saring dan meminumnya. Emah merasa tubuhnya lebih hangat dan segar setelah minum ramuan herbal itu, Namun, meski rajin meminum  jamu ramuannya selama 4 bulanan, sinusitisnya tak kunjung pergi.
Akhirnya Emah berhenti mengkonsumsi ramuan herbal dan tidak mengkonsumsi obat apapun. Lantas saja kondisi Emah langsung memburuk. Ibu 8 anak itu merasa badannya sangat lemah dan letih sebab waktu tidurnya yang kurang. Di malam hari ia selalu bersin-bersin dan sulit untuk tidur. Sedangkan di siang harinya ingus tak mau berhenti mengalir dari hidungnya.

Februari 2006 Emah mulai mengkonsumsi ekstrak teripang. Berawal dari seoraang temannya, Adi Kurniadi yang mengunjungi Emah dan merasa kasian melihat keadaan rekannya itu. Adi menganjurkan agar Emah mengkonsumsi ekstrak teripang. Ektrak teripang itu ia minum setiap hari dengan dosis 1 sdm 3x sehari.
Setelah 1 minggu Emah mengkonsumsi ekstrak teripang, perubahan membaik ia rasakan. “Rasanya plong, bersin-bersin telah berkurang dan sekujur tubuhku rasanya segar kembali” kata perempuan kelahiran 21 April 1942 itu girang. Selanjutnya 6 bulan kemudian setelah pilek, alergi dan bersin-bersinnya hilang tuntas, pada Januari 2007 Emah kembali memeriksakannya ke dokter. Kondisinya semakin membaik, dan sinusitis telah hilang kata Dokter pada Emah. Dan sekarang Emah sudah terbebas dari sinusitis berkat ekstrak teripang.
Prof Ridwan Hashim diri Universitas Kebangsaan Malaysia melakukan penelitian tentang Ekstrak teripang yang bersifat anti bakteri dan ampuh untuk mengobati sinusitis. Ia membuktikan bahwa penyebab radang sinusitis yaitu bakteri Streptococcus pneumoniae dapat dihambat dengan ekstrak teripang. Sebab kandungan Phosphate buffered Saline (PBS) yang ada pada ekstrak teripang bakteri kecil itu dapat tersumbat pertumbuhannya.

Ekstrak teripang banyak sekali kandungan gizinya, dan sangat lengkap. 9 jenis karbohidrat, 59 jenis lemak, 19 jenis asam amino, 25 komponen vitamin. 10 jenis mineral, dan 5 jenis sterol. Kesemuanya itu saling bertautan satu sama lain untuk membunuh bakteri dan membangun kekebalan tubuh.